BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Selama masa hidupnya orang lebih
banyak bersosialisasi di sekitar lingkungannya daripada menyendiri. Pada
dasarnya orang tidak mampu hidup sendiri.
Hampir sebagian besar tujuannya hanya dapat terpenuhi apabila yang
bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Dengan kata lain semua manusia
harus mempunyai tujuan hidup yang direncanakan terlebih dahulu.
Dalam ruang lingkup kegiatan, suatu
organisasi memerlukan suatu perencanaan yang merupakan bagian terpenting ,
karena perencanaan adalah proses pengambilan keputusan yang mengembangkan dan
menyeleksi sekumpulan kegiatan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Adapun strategi yang salah satu
program untuk mencapai tujuan organisasi dalam mencapai misi agar organisasi
memiliki dasar yang membedakan organisasi dari organisasi lainnya. Ditetapkan
pula tujuan dari organisasi yang
memiliki fungsi penting sebagai sumber motivasi bagi anggotanya yang berada
dalam lingkungan organisasi tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian perencanaan
2.
Dalil perencanaan dan tipe-tipe perencanaan
3.
Manfaat dan kelemahan perencanaan
4.
Tujuan perencanaan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perencanaan (Planning)
Suatu usaha
perorangan atau organisasi pasti membutuhkan suatu perencanaan untuk mencapai
suatu tujuan bersama yang hendak dicapai. Perencanaan juga tidak hanya
dibutuhkan pada suatu instansi atau organisasi saja melainkan kita juga memerlukan
suatu perencanaan. Perencanaan itu sendiri menurut Tjokroamidjojo (1992,12) suatu cara bagaimana mencapai tujuan
sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif.
Dikatakan juga perencanaan merupakan penentuan tujuan yang akan dicapai atau
yang akan dilakukan, bagaimana mencapai hal tersebut, oleh siapa, lokasi
aktivitas, kapan akan dilakukan dan sumber daya yang dibutuhkan .
Perencanaan juga merupakan proses dasar
yang digunakan untuk memilih tujuan dan cara pencapaiannya. . Setiap rencana
akan memberi titik point tersendiri terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Dapat
disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan awal yang dilakukan oleh
pemimpin (instansi atau organisasi) untuk melaksanakan tujuan bersama yang
hendak dicapai.
Perencanaan
adalah yang utama, maksutnya mendahului semua fungsi manajemen. Menurut G.R.
Terry dalam bukunya “Principle Of Management” fungsi manajemen ada empat yaitu
planning, organizing, actuating, dan controlling. Semua fungsi tersebut dapat
dilaksanakan apabila perencanaan sudah ditetapkan terlebih dahulu dan mereka juga
saling berkesinambungan antara satu fungsi dengan fungsi yang lainnya.
Logikanya perencanaan mendahului semua fungsi manajemen.
Menurut Stoner,
kegiatan perencanaan terbagi menjadi empat tahap diantaranya:[1]
Menetapkan serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengan menetapkan keputusan-keputusan tentang
apa yang akan dibutuhkan oleh suatu instansi atau organisasi. Tanpa menetapkan
tujuan yang jelas maka penggunaan sumber daya akan tidak efektif sehingga akan
menyebabkan kinerja yang kurang memuaskan. Sebaliknya jika tujuan jelas maka
penggunaan sumber daya akan efektif.
Merumuskan keadaan sekarang
Dengan mengganalisis kondisi instansi atau organisasi saat ini,
maka dapat dirumuskan juga rencana kegiatan selanjutnya.
Identifikasi segala kemudahan dan hambatan
Disamping merumuskan suatu rencana yang akan ditetapkan maka
seorang direktur utama beserta staf-stafnya harus mengetahui apa yang akan
dihasilkan dan apa resiko dari kegiatan tersebut.
Mengembangkan serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Semua pengembangan kegiatan tersebut dipilih satu alternative
terbaik untuk mencapai tujuan dari berbagai alternative yang ada.
B.
Dalil perencanaan dan tipe-tipe perencanaan
Dalam Qur’an
surat Al-Hasyr ayat :18 menyebutkan bahwa :
“Hai Orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Kandungan ayat
tersebut memberikan suatu penjelasan tentang pentingnya perencanaan dikemudian
hari. Setiap manusia harus mempunyai rencana pada hari esok yang lebih baik
sebelum mereka menjalani hidupnya.
Segala sesuatu
pastinya telah direnacanakan, tidak ada sesuatupun yang tidak direncanakan.
Bahkan usia manusia saja telah direncanakan. Jika Allah saja telah menyusun
perencanaan dalam segala sesuatu, maka kita pun harus menyusun perencanaan yang
matang dalam melakukan pekerjaan.
Perencanaan yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi pada masa lampau, saat ini, serta prediksi masa datang.[2]
Perencanaan tersendiri dapat
digolongkan dalam beberapa metode yang berbeda. Yang menentukan berhasil atau
tidaknya suatu perencanaan tergantung dengan metode perencanaan yang digunakan.
Adapun lima pengklasifikasian
rencana sebagai berikut :[3]
- Bidang Fungsional mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia
- Tingkatan Organisasional mencakup keseluruhan organisasi, teknik-teknik dan isi perencanaan.
- Karakteristik rencana mencakup factor kompleksitas, fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif, dan kualitatif
- Waktu mencakup rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
- Unsur rencana mencakup wujud anggaran, program, prosedur, dan kebijaksanaan.
Dalam suatu organisasi rencana
digolongkan melalui tingkatan yang membentuk hirarki dan paralel dengan
struktur organisasi. Rencana mempunyai dua fungsi yaitu menyediakan peralatan
untuk pencapaian serangkaian sasaran dari rencana tingkatan di atasnya, dan
sebaliknya menunjukkan sasaran yang harus dipenuhi rencana tingkatan
dibawahnya. Dua tipe utama rencana antara lain :[4]
1.
Rencana Strategik yaitu memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang
lebih luas untuk mengimplementasikan misi suatu organisasi dan memberikan
pedoman pemanfaatan sumber daya-sumber daya organisasi yang digunakan untuk
mencapai tujuan.
2.
Rencana Operasional yaitu penguraian terperinci bagaimana rencana
strategic akan dicapai. Rencana trategik dikembangkan lebih luas.
C.
Manfaat dan Kelemahan Perencanaan
Adapun manfaat dari perencanaan
antara lain :[5]
1.
Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
2.
Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama
3.
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas
4.
Membantu penempatan tanggung jawab lebih cepat
5.
Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
6.
Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian
organisasi
7.
Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
8.
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
9.
Menghemat waktu usaha dan dana
Jika ada kelebihan pastinya adapula
kelemahan yang dimiliki oleh suatu perencanaan antara lain :
1.
Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi nyata
2.
Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3.
Perencanaan terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan
berinovasi
4.
Hasil yang baik didapat dari penyelesaian situasi individual dan
penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5.
Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten
Meskipun perencanaan mempunyai
kelemahan, manfaat yang didapat dari perencanaan jauh lebih banyak. Oleh karena
itu perencanaan tidak hanya seharusnya dilakukan melainkan harus dilakukan.
D.
Tujuan Perencanaan
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan banyak tujuan
perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk
manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat
mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama,
dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana,
departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan. Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan. Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan. Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan. Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perencanan adalah suatu kegiatan awal yang dilakukan oleh pemimpin
(instansi atau organisasi) untuk melaksanakan tujuan bersama yang hendak
dicapai. Perencanaan yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi pada masa lampau, saat ini, serta prediksi masa datang. Dalil yang menerangkan
tentang perencanaan yaitu surat qur’an al-hasyr ayat 18 yang notebenenya setiap
manusia harus mempunyai rencana untuk hari esok yang lebih baik.
Adapun manfaat dan kelemahan perencanaan
yang sudah dibahas dalam bab sebelumnya merupakan perencanaan tidak hanya
seharusnya dilakukan melainkan harus dilakukan.
Dalam melakukan perencanaan terdapat beberapa tujuan yaitu untuk memberikan pengarahan
baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial, untuk mengurangi ketidakpastian, untuk meminimalisir pemborosan, dan untuk menetapkan tujuan dan
standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya,
yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian.
B.
Daftar Pustaka
Agus
Sabardi, Pengantar Manajemen, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,
Yogyakarta, 2001
Didin
Hafidhuddin, Manajemen Syariah dalam Praktik, Gema Insani Press,
Jakarta,2003
T.
Hani Handoko, Manajemen Edisi Kedua, BPFE. Yogyakarta, Yogyakarta, 2002
[1] Agus Sabardi, Pengantar Manajemen, Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN, Yogyakarta, 2001, hlm. ……
[2] Didin Hafidhuddin, Manajemen Syariah dalam Praktik, Gema
Insani Press, Jakarta,2003, hlm. 78-79
[3] T. Hani Handoko, Manajemen Edisi Kedua, BPFE. Yogyakarta,
Yogyakarta, 2002, hlm. 84-85
[4]Agus Sabardi, Pengantar Manajemen, Akademi Manajemen Perusahaan
YKPN, Yogyakarta, 2001, hlm hlm.85
[5] Op.cit. hlm. 81-82
Tidak ada komentar:
Posting Komentar